Jumat, 20 Mei 2011

Proposal PTK


PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PEMBERIAN LATIHAN
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
PKN KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI
TAPADAA BIYONGA




BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Proses pembelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah terutama di kelas VI, merupakan kelas yang dimana siswanya merupakan anak dalam masa perkembangan dalam belajar. Kondisi itu tidak hanya tampak dalam prilaku siswa, akan tetapi terutama pada guru dan kebijakan pimpinan sekolah, serta harapan orang tua. Akibatnya proses pembelajaran ditekankan pada penguasaan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga metode ceramah, demontrasi dan latihan/drill lebih banyak dilakukan dan dipandang lebih efektif untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengunaan media pembelajaran yang dipandang sebagai inovasi dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar belum banyak dimasyarakatkan.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga yang merupakan salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang berada di wilayah kelurahan Polohungo, kecamatan Limboto, kabupaten Gorontalo dan merupakan tempat bertugasnya peneliti sebagai guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil observasi hingga saat ini pembelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga belum mampu memberdayakan seluruh potensi siswa sehingga sebagian besar siswa belum mampu menguasai pelajaran PKn karena kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.
Pembelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered, sehingga kondisi ini bisa membuat proses pembelajaran hanya di kuasai guru. Apalagi pembelajaran PKn merupakan materi pendidikan yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) juga merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, jadi pencapaian prestasi akademis di bangku sekolah tanpa ditunjang dengan pemahaman mata pelajaran PKn rasanya tidak cukup untuk kehidupan generasi penerus bangsa karena generasi yang dapat membangun bangsa dan perdamaian itu adalah generasi yang paham betul dengan PKn.
Berdasarkan pengamatan sementara permasalahan yang sering timbul di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga adalah kurangnya minat belajar siswa untuk mengikuti pelajaran PKn. Siswa enggan dan atau kurang berminat dalam mengikuti pelajaran PKn yang hanya banyak membahas hal-hal kenegaraan yang karena mereka menganggap pelajaran seperti ini sangat-sangat membosankan dan hanya cocok diajarkan pada orang tua saja sehingga mereka lebih senang memilih  tidak masuk kelas atau berdiam diri disaat pembelajaran sedang berlangsung tanpa ada respon balik dari pembelajaran tersebut.
Terkait belum optimalnya hasil belajar PKn siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga maka penulis berupaya untuk menggunakan media pembelajaran sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna pada pembelajaran guna meningkatkan minat mereka dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menarik (PAKEM) dan yang menyenangkan, sebab dengan daya tarik khusus dalam proses pembelajaran secara langsung akan membentuk karakter siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.
Diterapkannya berbagai metode pembelajaran dengan menggunakan media sebagai penunjang mata pelajaran PKn pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga adalah karena siswa kelas VI merupakan siswa sudah mengenal pemahaman dengan baik serta dinilai cukup mampu berkerja sama dengan kawan lainnya. Selain itu dilakukan penelitian disekolah tersebut dikarenakan merupakan tempat bertugas peneliti sehingga peneliti lebih leluasa dan telah mengerti karakter siswa untuk memudahkan kegiatan penelitian ini. Oleh karena itu diperlukan juga teman sejawat atau kolaborator dari guru lain untuk dapat menilai kegiatan penelitian tersebut.
Secara umum pembelajaran dengan penggunaan media adalah karena dengan melihat, mendengar dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk mengikuti pelajaran PKn karena apa yang mereka lihat, dengar, dan meraka praktekkan tidak akan mereka lupakan dan pembelajaran seperti itu adalah pembelajaran yang tidak monoton dan membosankan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Dan Pemberian Latihan Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pkn Kelas Vi Madrasah Ibtidaiyah Negeri  Tapadaa Biyonga
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana menggunakan media pembelajaran dan pemberian latihan agar dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn?
2.      Apakah penggunaan media pembelajaran dan pemberian latihan dapat meningkatkan minat belajar mengikuti aktivitas pembelajaran PKn?
C.           Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar penelitian ini tidak melebar. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Penelitian ini hanya menitikberatkan pada media pembelajaran dan pemberian latihan untuk meningkatkan minat mengikuti kegiatan pembelajaran PKn.
2.      Penelitian ini menggunakan media pembelajaran dan pemberian latihan pada mata pelajaran PKn dalam upaya meningkatkan minat mengikuti kegiatan dalam pembelajaran PKn.
D.           Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn pada siswa setelah digunakan media pembelajaran dan pemberian latihan.
2.      Mengetahui pengaruh minat belajar PKn pada siswa setelah digunakan media pembelajaran dan pemberian latihan.
E.            Manfaat Penelitian
Adapun mamfaat yang di peroleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvensional, tetapi bersifat variatif.
2.      Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat.
3.      Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Rekreasi di Madrasah Ibtidaiyah.
F.            Definisi Istilah
Untuk lebih mendekatkan pemahaman kita terhadap judul yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis merasa perlu mendefinisikan beberapa istilah, antara lain :
1.             Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2.             Media pembelajaran yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3.             Pemberian Latihan/Drill yang dimaksud adalah dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
4.             Minat belajar siswa yang dimaksud adalah aspek psikologis seseorang peserta didik yang mempengaruhi diri dengan gejala seperti keinginan untuk mengetahui sesuatu melalui kegiatan pengetahuan dan pengalaman.
















BAB II
LANDASAN TEORI
A.           Media Pembelajaran
Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya.
Salah satu usaha mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Apa sesungguhnya manfaat dan pengertian media menurut para ahli sehingga penggunaannya diwajibkan dalam proses pembelajaran.[1]
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.

Menurut Djamarah (1995 : 136) “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.

Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.[2]

Mencermati pandangan tersebut, maka penggunaan media dalam proses pembelajaran oleh guru pada hakikatnya dimaksudkan untuk menumbuhkan atau meningkatkan motivasi belajar siswa agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn menjadi baik dan lebih baik lagi. Dari kesimpulan di atas dapat diperkaya lagi dengan pengertian media pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Gagne dan Briggs (1975) ”media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran menurut media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer.”

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Manfaat media dalam proses pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.      Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
4.      Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.



Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1.      Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2.      Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3.      Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4.      Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5.      Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6.      Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7.      Membangkitkan motivasi belajar
8.      Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9.      Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
10.  Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11.  Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1)      Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2)      Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi
3)      Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu:
1.      Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya
2.      Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas.

Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
1.      Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2.      Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
3.      Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4.      Televisi
5.      Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
6.      Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut :
a)      Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
b)      Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
c)      Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d)     Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

B.  Minat dalam Belajar
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang minat dalam belajar ada baiknya kita terlebih dahulu mengkaji apa sebenarnya minat itu. Nurkancana berpendapat bahwa minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang mengstimulus perasaan senang pada individu.[3]
Hamzah B. Uno mendefinisikan bahwa minat merupakan dasar daripada motivasi, dan hal yang mendasari dari motivasi adalah kebutuhan, sehingga dapat dikatakan bahwa minat adalah alat motivasi yang pokok. Pada umumnya, peserta didik pada Sekolah Dasar berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata.[4]

Ketika perasaan tidak terdapat pada dan diri sebagian besar siswa maka kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan tidak sangat menyenangkan. Orang yang tidak senang belajar secar profesional mungkin akan dapat berhasil. Namun ketika mereka diminta mengulangi apa yang telah dipelajari, mereka akan merasa sangat ketakutan atau tidak dapat mengulanginya.
Kurt Singer berpendapat bahwa minat merupakan salah satu bentuk dari pengalaman perasaan yang sering disebut sebagai kesadaran yang dihubungkan dengan perhatian dengan suatu objek atau dalam bentuk tindakan.[5]

Dari definisi yang di uraikan oleh Kurt Singer diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa minat adalah pengalaman perasaan yang ada pada diri peserta didik dan adanya kegunaan berarti konsep pada diri individu, mengenai manfaat yang dihubungkan dengan objek tertentu
Proses kegiatan belajar mengajar melibatkan guru dan peserta didik, dan mereka berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila semua komponennya berinteraksi dengan baik dan positif terutama antara komponen guru dan peserta didik. Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui keadaan peserta didiknya secara menyeluruh terutama tentang kepribadiannya. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian serius dari para guru adalah minat peserta didik dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Minat dalam belajar adalah aspek psikologis seseorang yang mempengaruhi diri dengan gejala seperti keinginan, Perasaan melalui kegiatan pengetahuan dan pengalaman.
Berdasarkan hal ini, maka Pasaribu membagi minat belajar atas dua bagian yaitu :
1)      Minat Aktual yaitu minat yang berlaku pada objek yang ada, satu saat dan ruang yang kongkrit. Minat aktual ini biasa disebut perhatian yang mendasar bagi proses belajar mengajar.
2)      Minat Disposisional (arah minat) yang dasarnya pembawaan dan menjadi ciri atau sikap hidup seseorang.[6]

Dengan menyadari betapa pentingnya minat dalam belajar, maka perlu ada upaya keras untuk membangkitkan minat dengan memperhatiakn faktor-faktor yang mempengaruhi minat tersebut. Baik itu faktor internal maupun faktor eksternal yang arahnya pada pengembangan minat dalam proses belajar mengajar. Dalam kenyataan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi terhadap minat belajar peserta didik sangat banyak dan kompleks.
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian minat harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas. Beberapa pengertian minat antara lain :
Menurut Hilgard dalam bukunya Slameto (2003:57) “minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang“

Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abd. Rachman Abror (1935:135) “Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan“
Menurut Drs. Slameto (2003:180) “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh“.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan tersebut diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa minat adalah kecendurungan hati seseorang yang terarah kepada suatu obyek tertentu yang dinyatakan dalam berbagai tindakan, karena adanya suatu perhatian dan perasaan tertarik pada obyek.
Menurut Crow and Crow minat terhadap suatu obyek atau aktivitas ditimbulkan oleh beberapa faktor yaitu :
1)      The Factor Of Inner Urges ( Faktor Dorongan Dari Dalam) Minat timbul karena pengaruh dari dalam untuk memenuhi semua kebutuhan, baik kebutuhan jasmani maupun rohani,
2)      The Factor Of Social Motives ( Faktor Motif Dala Lingkungan Sosial) Minat timbul karena pengaruh kebutuhan dalam masyarakat sekitar dilingkungan hidupnya bersama-sama orang lain,
3)      The Factor Of Emotional (Faktor Emosi ) Minat timbul karena pengaruh emosi dari orang yang bersangkutan, artinya seseorang yang melaksanakan dengan perasaan yang senang, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus memperbesar minatnya terhadap suatu kegiatan tersebut.

Apabila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas, maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktivitas yang menarik perhatiannya itu. Minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat juga besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

C.           Hipotesis Tindakan
Dengan demikian dapat diduga bahwa :
1.      Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa Pkn kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga.
2.      Penerapan metode pembelajaran Drill/latihan dapat meningkatkan minat siswa Pkn kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITI
A.           Perencanaan Penelitian
·      Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari  4 tahap, yakni  perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran PKn dengan penggunaan media dan pemberian latihan/drill untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
·      Tempat
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tapadaa Biyonga kelas VI, dengan jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan HAM”.
·      Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai pada pertengahan bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan Mei 2011.
·      Prosedur Penelitian
Siklus I
A.           Perencanaan
·      Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
·      Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·      Memilih bahan pelajaran yang sesuai.
·      Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pemberian latihan/drill.
·      Mempersiapkan media (sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan).
·      Menyusun lembar kerja siswa.
·      Mengembangkan format evaluasi.
·      Mengembangkan format observasi pembelajaran.
B.            Tindakan
·      Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
·      Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
·      Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber.
·      Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
·      Siswa memperhatikan apa yang diperlihatkan guru pada layar LCD.
·      Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
·      Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
·      Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
C.            Pengamatan
·      Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
·      Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
D.           Refleksi
·      Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
·      Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
·      Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
A.             Perencanaan
·      Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah.
·      Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
·      Pengembangan program tindakan II.
B.             Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui :
1.      Guru melakukan appersepsi
2.      Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3.      Siswa mengamati gambar-gambar/foto-foto yang sesuai dengan materi.
4.      Siswa bertanya jawab tentang gambar/foto.
5.      Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.
6.      Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
7.      Presentasi hasil diskusi.
8.      Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
C.             Pengamatan (Observasi)
·         Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
·         Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
D.             Refleksi
·         Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
·         Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
·         Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III.
·         Evaluasi tindakan II.
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I.


































[1]Akhmad Sudrajat, Media Pembelajaran, 12 Januari 2008 (online http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran.html)
[2]Wijaya Kusuma, Pengertian Media Pembelajaran, Juli 2009 (online http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran.html) , diakses tanggal 9 Mei 2011

[3] Nurkancana, Motivasi Belajar Dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Widya Wiwaha Cipta, 1983) h. 224
[4]  Hamzah B. Uno, 20 Maret 2010, Makalah Menumbuhkan Minat dan Motivasi Belajar, (online http//www.meetabied.wordpress.com) di akses 25 November 2010       
[5] Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Bandung : Remaja Karya, 1987) h. 78
[6] Pasaribu, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Tarsito, 1983) h. 83

Tidak ada komentar:

Posting Komentar